home

Minggu, 13 Mei 2012

askep ulkus peptikum

KONSEP DASAR
A. Pengertian
Ulkus peptikum adalah erosi mukosa gastro intestinal yang disebabkan oleh terlalu banyaknya asam hidroklorida dan pepsin. Meskipun ulkus dapat terjadi pada osofagus, lokasi paling umum adalah duodenum dan lambung (Wardell, 1990).
Ulkus kronis dapat menembus dinding muskular. Pemulihan mengakibatkan pembentukan jaringan fibrosa dan akhirnya jaringan parut permanen. Ulkus dapat pulih atau sembuh beberapa kali sepanjang hidup seseorang.

Komplikasi utama yang berkenaan dengan penyakit ulkus peptikum, pada umumnya adalah:
1. Hemoragi, dibuktikan oleh hematemesis dan guaiak fesses positif.
2. Perporasi, dibuktikan oleh awitan tiba-tiba nyeri hebat disertai dengan abdomen kaku seperti papan dan gejala syok.
3. Obstruksi. Komplikasi ini lebih umum pada ulkus duodenal yang terletak dekat pilorus. Ini disebabkan oleh kontriksi jalan keluar gastrik sebagai akibat dari edema dan jaringan parut dari ulkus yang berulang.
Pasien secara umum dapat rawat jalan. Perawatan di rumah sakit diperlukan untuk mengatasi komplikasi.

B. Etiologi
1. Meningkatnya produksi asam lambung.
2. Stres.
3. Golongan darah.
4. Asap rokok.
5. Daya tahan lambung yang rendah.

C. Patofisiologi
Asam lambung dalam kondisi yang normal akan membantu dalam pencernaan dengan produksi yang sesuai dengan keperluan sehingga akan berfungsi secara fisiologis tapi dalam keadaan sekresi yang berlebihan akan menjadikan lambung teriritasi atau walaupun sekresi asam lambung normal tapi daya tahan mukosa lambung rendah juga akan menyebabkan iritasi.

D. Tanda Dan Gejala
1. Nyeri yang dirasakan setelah makan.
2. Nyeri tengah malam.
3. Hilang setelah makan.
4. Adanya perdarahan bila ulkus aktif.

E. Penatalaksanaan
 Farmakoterapi:
 Antagonis reseptor histamin seperti simetidin (Tagamet), ranitidin (Zantac), famotidin (Pepcid), Nizatidin (Axid).
 Antasida seperti antasida magnesium hidroksida (Maalox atau Mylanta), atau antasida aluminium hidroksida (Amphojel atau Alternangel).
 Sukralfat (Carafate).
 Antikolinergik seperti propantelin bromida (Pro-Banthinne).
 Penurunan atau penghilangan faktor ulserogenik, seperti merokok penghentian obat ulserogenik sementara ulkus masih aktif.
 Modifikasi diet.
 Penatalaksanaan stres.
 Pembedahan bila komplikasi terjadi:
 Gastrektomi subtotal (pengangkatan bagian lambung).
 Vagotomi (memotong saraf vagus untuk mengurangi sekresi asamhidroklorik) dengan piroloplasti (pembesaran bedah terhadap sphincter pilorik untuk memungkinkan peningkatan pengosongan lambung pada adanya penurunan motilitas gastrik, yang terjadi setelah vagotomi).

F. Pertimbangan Pembedahan
1. Perfurasi.
2. Obstruksi organis
3. Perdarahan masif.
4. Ulkus yang besar sekali.

G. Pertimbangan Pemulangan
1. Perawatan lanjutan.
2. Tanda dan gejala yang dapat dilaporkan.
3. Obat-obatan untuk dilanjutkan di rumah.
4. Penatalaksanaan stres.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Pasien.
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status marital, suku, keluarga/orang terdekat, alamat, nomor register.
2. Riwayat Atau Adanya Faktor Resiko.
 Riwayat garis pertama keluarga tentang ulkus peptikum.
 Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung (misal, aspirin, steroid atau indometasin).
 Perokok berat.
 Stres emosi kronis.
3. Pengkajian Fisik.
 Nyeri epigastrik. Ini gejala paling menonjol selama periode eksaserbasi. Pada ulkus duodenal, nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan dan sering disertai dengan mual dan muntah. Pada ulkus gastrik, nyeri terjadi dengan segera setelah makan. Nyeri dapat digambarkan sebagai nangging, tumpul, sakit, atau rasa terbakar. Ini sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi.
Selama remisi pasien asimtomatik
 Penurunan berat badan.
 Perdarahan sebagai hematemesis atau melena (bila ulkus aktif).
4. Pemeriksaan diagnostik.
 Seri gastro intestinal menunjukkan lubang ulkus tetapi tidak menandakan bila ini benigna atau maligna. Ulkus maligna dan benigna menghasilkan gejala yang sama. Sering ulkus benigna sembuh dengan terapi medis dalam beberapa minggu, sedangkan ulkus maligna tidak sembuh dengan terapi.
 Endoskopi dengan apusan sistologi dilakukan dengan tepat membedakan antara ulkus benigna dan maligna bila gejala menetap.
 Guaiak feses mungkin positif untuk darah samar bila ulkus aktif.
5. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam pra-perawatan di rumah sakit.
6. Kaji respons emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif.
7. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkan stres dan persepsi tentang dampak penyakit pada gaya hidup.


Diagnosa Keperawatan.
1. Nyeri berhubungan dengan faktor penyakit ulkus peptikum aktif. Batasan karakteristik mengungkapkan ketidaknyamanan, merintih, perilaku melindungi, meringis.
Tujuan : Mendemonstrasikan ketidaknyamanan hilang.
Kriteria :
- Menyangkal nyeri
- Ekspresi wajah rileks
- Tak ada merintih
Intervensi :
 Berikan obat-obat yang diresepkan (antagonis reseptor histamin, Carafate, antasida atau kolinergik) dan evaluasi keefektifannya.
 Beri tahu dokter bila nyeri gaster menetap atau memburuk. Tes guaiak semua fesses bila nyeri menetap. Laporkan fesses guaiak positif.
 Pertahankan puasa sesuai program bila perdarahan aktif terjadi.
Anjurkan perawatan oral:
 Sikat gigi kit dan mencuci mulut dengan air dingin
 Melumasi bibir dengan salep petrohum PRN
 Mempertahankan kasa lembab di sisi tempat tidur untuk digunakan pasien membasahi mulut
 Bila diare berdarah terjadi, berikan perawatan perineal setelah setiap defekasi - bersihkan dengan air hangat dan sabun ringan. Dengan izin dokter, berikan salep anastesi seperti dibukain HCl (Nupercainal), Pada anus bila pasien mengeluh sakit. Gunakan pengharum ruangan untuk mengontrol bau.
Rasionalisasi :
- Antasida dan carafate menyaluti ulkus. Antagonis reseptor histamin mengurangi asiditas gastrik dengan menyekat sekresi histamin, suatu stimulan sam gastrik. Antikolinergik mengurangi sekresi asam hidroklorida dan memperlambat motilitas saluran gastro intestinal.
- Temuan ini, menandakan kebutuhan perhatian medis segera.
- Menyikat gigi menghilangkan plak. Pembatasan makanan per oral menyebabkan mulut dan bibir kering. Pembasahan sering membantu menghilangkan kekeringan.
- Diare yang sering menyebabkan iritasi pada anus. Fees berdarah dapat menghasilkan bau tak sedap.

2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan faktor kehilangan darah berlebihan sekunder terhadap penyakit ulkus peptikum. Batasan karakteristik: feses guaiak positif, pasase feses hitam, emesis berwarna kopi, tekanan darah turun disertai dengan takikardi, takipnea, kulit lembab basah, menyatakan haus, penurunan haluaran urine.
Tujuan : Mendemonstrasikan tak ada tanda peradangan akut.
Kriteria : Pasase feses coklat lunak, hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal.
Intervensi :
 Pantau:
 Tanda vital setiap 4 jam, bila feses guaiak positif
 Warna dan konsistensi feses (guaiak semua feses bila perdarahan tidak tampak)
 Warna emesis berwarna kopi
 Hasil laporan JDL
 Beri tahu dokter tentang emesis berwarna kopi, feses hitam, emesis atau feses merah terang, penurunan TD disertai dengan takikardi dan takipnea, kulit lembab dingin, atau nilai hemoglobin dan hematokrit di bawah rentang normal. Berikan transfusi darah sesuai program dan pantau reaksi merugikan.
 Untuk mengontrol perdarahan, berikan obat yang diresepkan yang meliputi :
 Vitamin K (aqua MEPHYTON) bila masa protrombin memanjang
 Antagonis reseptor histamin seperti simetidine (Targamet), ranitidi (Zantac), femotidin (Pepcid)
 Vasopresin (Pitressin Synthetic, Pitressin Tannate)
 Evaluasi keefektifan obat. Gunakan pompa infus bila memberikan obat ini dengan drip kontinu.
 Pasang selang NG dan sambungkan pada pengisap intermiten sesuai program bila terjadi emesis merah terang. Pertahankan kepatenan selang dengan mengiritasi dengan salin normal dingin, prn.
 Berikan lavase gastrik sesuai program:
 Masukkan kira-kira 60-100 ml agen yang diresepkan (salin es, antasida, atau vasopresin)
 Klem selang selama 10-15 menit, kemudian sambungkan pada penghisap
 Ulangi lavase pada interval yang diprogramkan
 Inspeksi warna haluaran gastrik bila penghisapan dilakukan
 Pertahankan puasa sesuai pesanan bila terjadi muntah. Berikan terapi intravena sesuai program. Gunakan jarum 18-G untuk memulai penginfusan intravena bila transfusi darah diperlukan.
 Bila pasien mengalami kelemahan dan pusing, tempatkan pispot di samping tempat tidur dan bantu dalam toileting sesuai kebutuhan. Instruksikan pasien untuk memberi tanda minta bantuan bila turun dari tempat tidur.
 Pertahankan tirah baring bila perdarahan aktif terjadi.
 Siapkan pasien untuk pembedahan atau sklerosing sesuai pesanan.
Rasionalisasi:
- Untuk mengevaluasi keefektifan terapi.
- Emesis warna kopi menunjukkan darah tercampur dengan getah lambung. Feses hitam (melena) menandakan perdarahan saluran gastro intestinal. Emesis atau feses merah terang menandakan perdarahan aktif. Kehilangan darah berlebihan dapat menimbulkan anemia, dibuktikan oleh hemoglobin dan hematokrit rendah dan gejala syok.
- Vitamin K membantu memperbaiki faktor pembekuan. Antagonis reseptor histamin mengurangi produksi asam gastrik. Vasopresin menyebabkan kontriksi pembuluh darah sehingga membantu mengontrol perdarahan.
- Intubasi NG memberi rute untuk lavase gastrik. Larutan dingin dan vasopresin menyebabkan vasokontriksi. Antasida menyaluti lapisan lambung untuk mencegah erosi lanjut dengan pemajanan pada asam hidroklorida.
- Kehilangan darah cepat menimbulkan hipovolemi. Cairan intravena membantu memperbaiki volume intravaskuler sampai perdarahan dapat terkontrol. Transfusi darah harus diberikan melalui jarum berdiameter besar karena viskositasnya tinggi.
- Tirah baring mengurangi penggunaan energi dan aktivitas saluran gastrointestinal.
- Pembedahan diperlukan bila terapi obat tidak efektif dalam mengontrol perdarahan berat setelah 24 jam.

3. Resiko tinggi terhadap perubahan dalam penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kondisi, rencana tindakan dan perawatan diri pencegahan. Batasan karakteristik: melaporkan kesulitan dalam koping terhadap penyakit kronis, riwayat ketidakpatuhan, mengungkapkan kurang pemahaman, meminta informasi, mengungkapkan takut perdarahan menyebabkan kematian.
Tujuan : Mendemonstrasikan keinginan untuk memenuhi perawatan diri, pencegahan dan tindakan pemeliharaan pada saat pulang.
Kriteria : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan tindakan yang direncanakan, mengungkapkan rencana untuk mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko eksaserbasi.
Intervensi :
 Evaluasi pemahaman pasien tentang kondisi dan rencana therapeutic. Perbaiki adanya kesalahan konsep. Tekankan bahwa terapi membantu memulihkannya. Biarkan pasien mengetahui bahwa ulkus peptikum dapat kambuh bila rencana tindakan tidak diikuti. Tinjau ulang tujuan tindakan yang diprogramkan.
 Berikan instruksi tentang modifikasi diet untuk mencegah kekambuhan. Instruksi harus meliputi menghindari makanan yang menyebabkan ketidaknyamanan. Beberapa makanan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah coklat, caffeine, bumbu pedas, alkohol, makanan gorengan, aspirin, dan produk yang mengandung aspirin. Makan tiga makanan seimbang setiap hari, dengan kudapan pada interval reguler sering. Rujuk pasien pada ahli diet untuk bantuan dalam perencanaan diet seimbang bila riwayat diet menunjukkan ketidakadekuatan. Hindari masukan jumlah besar dari produk susu.
 Anjurkan pasien yang merokok untuk mengambil langkah untuk berhenti.
 Tekankan pentingnya menggunakan obat yang diresepkan. Anjurkan untuk menggunakan antasida atau antagonis reseptor hidramin dengan makan.
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi stress dan mengembangkan rencana untuk mengubah gaya hidup untuk mengurangi stres. Tekankan pentingnya mengekspresikan perasaan dengan seseorang. Rujuk pasien pada kelas penatalaksanaan stres. Anjurkan pasien untuk mengikuti program latihan reguler dan menggunakan waktu untuk aktivitas menyenangkan.
 Berikan instruksi untuk menghilangkan konstipasi. Bila menggunakan antasida aluminium hidroksida, minum sedikitnya delapan gelas cairan setiap hari dan makan makanan tinggi serat.
 Anjurkan pasien untuk mencari pertolongan medis bila hal berikut terjadi:
 Awitan tiba-tiba dari nyeri gastrik yang tak hilang dengan obat yang diresepkan
 Emesis berwarna kopi atau berdarah
 Fesses hitam
Rasionalisasi :
- Pemahaman tentang kondisi dan terapi yang diprogramkan meningkatkan kepatuhan.
- Tidak terdapat bukti ilmiah bahwa diet khusus meningkatkan pemulihan. Makanan tertentu merangsang sekresi gastrik dan mencetuskan ketidaknyamanan. Aspirin mencegah adhesi trombosit dan dapat mencetuskan perdarahan. Kelebihan kalsium dan protein dari masukan besar susu dan produk susu merangsang produksi asam lambung. Ahli diet adalah spesialis nutrisi dan dapat membantu pasien dalam perencanaan makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi setiap hari sesuai dengan status keuangan dan penyakit.
- Nikotin merangsang sekresi asam lambung yang mempengaruhi pemulihan ulkus.
- Makanan memperlambat pengosongan gastrik, sehingga meningkatkan keefektifan obat.
- Stres emosi mengaktifasi respons adrenergik. Sekresi asam hidroklorik meningkat, yang selanjutnya meningkatkan mukosa gastrik yang telah terinflamasi.
- Konstipasi adalah efek samping utama dari antasida aluminium hidroksida.

4. Ansietas berhubungan dengan faktor rasa takut mati karena perdarahan, kehilangan beberapa aspek kemandirian karena penyakit kronis. Batas karakteristik: mengeluh sulit menerima kondisi, melaporkan perasaan gugup atau cemas, ekspresi wajah tegang.
Tujuan : Mendemonstrasikan ansietas hilang.
Kriteria : Ekspresi wajah rileks, perasaan cemas atau gugup berkurang.
Mengungkapkan pemahaman tentang rencana terapeutik
Intervensi :
 Gunakan pendekatan tenang, menenangkan bila memberi informasi.
 Beri dorongan untuk bertanya.
 Jelaskan tujuan semua tindakan yang diprogramkan dan pemeriksaan diagnostik yang meliputi :
 Gambaran singkat tentang tes
 Tujuan tes
 Persiapan yang diperlukan sebelum tes
 Perawatan setelah tes
Rasionalisasi :
- Pemecahan masalah sulit untuk orang yang cemas karena ansietas merusak belajar dan persepsi. Penjelasan yang jelas, sederhana paling baik dipahami. Istilah medis dan keperawatan dapat membingungkan pasien dan meningkatkan ansietas.
- Pengetahuan tentang apa yang diharapkan membantu mengurangi ansietas.

DAFTAR PUSTAKA

A, Price, Silvya. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1991: Jakarta.
Engram Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Penerbit Buku Penerbit Kedokteran. 1994: Jakarta
Soeparman. Dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. 1990: Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar